Intip Megahnya Pakaian Pernikahan Adat Gorontalo

Intip Megahnya Pakaian Pernikahan Adat Gorontalo – Gorontalo adalah salah satu daerah yang memiliki warisan budaya yang amat kental, termasuk dalam hal menjalankan tradisinya. Salah satu tradisi yang masih dijalankan adalah tata cara pernikahan. Pengantin Gorontalo memiliki pakaian adatnya yang khas dengan aksesoris yang sarat akan makna dan filosofis. Berikut adalah ulasannya untuk idewedding lovers.

Filosofi Warna pada Pakaian Adat Gorontalo

Pada pernikahan khas Gorontalo, warna-warna yang digunakan oleh baju pengantinnya memiliki filosofi tertentu. Inilah deretan warna beserta penjelasannya:

  • Merah memiliki makna keberanian dan tanggung jawab yang diemban oleh pengantin.
  • Hijau bermakna kesuburan, kedamaian, kesejahteraan, dan kerukunan bagi pasangan pengantin Gorontalo.
  • Kuning emas melambangkan kemuliaan, kejujuran, kesetiaan, serta kebesaran.
  • Ungu yang bermakna kewibawaan dan keanggunan.
  • Cokelat adalah warna yang bersimbol tanah, yang berarti kematian atau kuburan.
  • Hitam memiliki makna keteguhan dan ketakwaan kepada Tuhan.
  • Putih adalah filosofi bagi kesucian dan kedukaan.

source : instagram.com/tanianadiraa

Pakaian Adat Pria Gorontaloo

Gorontalo memiliki pakaian adat yang dinamakan Mukuta dan Walimono yang digunakan oleh pengantin pria. Pakaian Biliu biasa digunakan saat berada di pelaminan. Pada pengantin pria, pakaian adat pengantinnya terdiri atas Tudung Makuta, Bako, dan Pasimeni.

Tudung Makuta

Tudung Makuta adalah hiasan tutup kepala yang menjadi suatu keunikan pakaian adat Gorontalo yang berbentuk mirip bulu unggas. Bentuk Tudung Makuta terkulai kebelakang dan menjulang tinggi. Tudung makuta juga disebut dengan laapia bantali sibii.
Aksesoris ini memiliki makna filosofis dari sifat suami yang sesuai adat Gorontalo. Seorang suami merupakan pemimpin keluarga, sehingga harus mempunyai jiwa kepemipinan, berwibawa, dan tegas. Selain itu seorang suami juga harus memilki sifat yang lembut di balik kewibawaannya.

source : instagram.com/olazohra

Bako

Bako merupakan kalung dalam pakaian adat Gorontalo pria yang berwarna kuning keemasan. Bako memiliki makna sebagai simbol suatu ikatan . Karenanya, Bako menjadi perlambang ikatan pernikahan seorang pria dengan wanitanya.

Pasimeni

Pasimeni adalah hiasan yang terdapat pada baju pengantin pria Gorontalo. Hiasan ini melambangkan keadaan keharmonsan kehidupan berumah tangga, yang berjalan aman, tenteram, dan damai, tanpa ada pertikaian di dalamnya.

Jambiya

Jambiya merupakan keris atau pedang panjang yang dikenakan pengantin pria.

source : instagram.com/houseofsekar

Pakaian Adat Pengantin Wanita

Sementara bagi pakaian adat wanita memakai Biliu dan Payungga. Terdapat lebih banyak lagi aksesoris yang dikenakan oleh mempelai wanita, serta sarat akan makna yang mendalam bagi pengantin. Berikut disajikan atribut pakaian adat wanita khas Gorontalo:

Baya Lo Boute

Ikat kepala khusus pada pengantin wanita dinamakan Baya Lo Boute. Ikat kepala ini digunakan pada rambut sang wanita, seperti mahkota, dan memiliki banyak simbol khusus. Letaknya yang di kepala melambangkan bahwa wanita dalam kehidupannya harus berpikir secara bijaksana, penuh pertimbangan, dan tanggung jawab terhadap tutur dan langkahnya. Ikat kepala tersebut juga bermakna ikatan pernikahan, di mana sang wanita terikat kehidupan bersama suaminya, dan harus patuh terhadap peran barunya sebagai istri.

source : instagram.com/houseofsekar

Lai-lai

Lai-lai diletakkan di ubun-ubun kepala pengantin wanita. Berwarna merah muda dan terbuat dari bulu unggas, Lai-lai menjadi aksesoris yang wajib ada baik pada pengantin tradisional maupun pada pakaian modern Gorontalo. Makna dari Lai-lai adalah kesucian sang pengantin wanita, serta budi pekerti yang luhur.

Tuhi-tuhi

Merupakan aksesoris kepala yang disebut gafah, Tuhi-tuhi berjumlah tujuh buah yang menjadi perlambang tujuh persaudaraan kerajaan yang ada di Gorontalo yang hidup dengan rukun dan tenteram. Tujuh kerajaan tersebut yaitu Limboto, Tuwawa, Hulontalo, Gorontalo, Limitu, Bulonga, dan Atingola.

source : instagram.com/olazohra

Taaya

Taaya juga dikenal dengan sebutan timbangan, merupakan perhiasan yang menjadi pelambang bijaksana dan adil, seperti halnya fungsi dari timbangan. Perhiasan ini dipasang di kanan dan kiri dahi pengantin wanita pada bagian atas.

Huli

Huli berbentuk daun atau naga yang disematkan pada bagian belakang kepala sebelah kanan dan kiri.

source : instagram.com/farid_abdullah24

Huwo’o

Aksesoris ini berbentuk mirip perisai dengan jumlah 5 susun yang dipasang memanjang ke bawah dan mengecil. Huwo’o memiliki makna tentang pengakuan kepada Tuhan.

Buohu Walu Wawu Dehu

Buohu walu wawu dehu merupakan sebuah kalung emas atau perak yang memiliki warna keemasan. Aksesoris ini hanya dikenakan oleh pengantin wanita dewasa dan tidak dikenakan pada anak-anak, karena menjadi perlambang ikatan keluarga antara pengantin pria dan wanita.

Kecubu

Kecubu diletakkan pada dada pengantin wanita. Dalam adat Gorontalo, seorang wanita harus kuat dalam menghapai kerasnya kehidupan, serta tegar dalam menjalani rintangan kehidupan. Itulah yang menjadi perlambang dari kecubu ini, takni menjadi makna kekuatan yang harus dimiliki seorang istri.

source : instagram.com/senklotta

Etango

Etango adalah ikat pinggang yang memiliki motif menyerupai Kecubu. Etango juga menjadi simbol kesederhanaan bagi seorang istri, dan sifat menerima yang harus dimiiliki seorang wanita. Selain itu, Etango bermakna sebagai kewajiban. Salah satunya adalah dengan menjaga makanan yang dimasak dan diberikan kepada keluarga, agar tidak memasak makanan haram dan harus sesuai dengan syariat Islam.

Pateda

Pateda adalah aksesoris yang menyerupai gelang berwarna keemasan dan ukurannya cukup lebar. Gelang ini bermakna filosofis bahwa wanita adalah benteng bagi diri dan keluarganya. Sebagai benteng, wanita harus bisa mengendalikan diri dari hawa nafsu serta perbuatan yang tidak baik, yang dapat melanggar adat istiadat maupun norma yang berlaku di masyarakat.

Loubu

Loubu merupakan aksesoris yang dikenakan pada jari kelingking dan jari manis, pada kedua tangan pengantin. Loubu memiliki makna yang berarti ketelitan yang harus dimiliki wanita dalam menjalani kehidupan. Ketelitian dan kecermatan tersebut diharapkan mampu menjadi rambu dalam kehidupan pernikahannya.

source : instagram.com/ninnda

Indonesia memiliki keragaman dan kekayaan nusantara yang memukau, tak terkecuali adat istiadat yang mengatur tentang pernikahan. Karenanya, mengulik pernikahan adat serta pakaian yang dikenakan pengantin akan menjadikan kita semakin kaya akan pengetahuan serta makna filosofis di dalamnya. Adat Gorontalo memiliki pakaian yang sangat indah serta sarat makna bagi kehidupan pengantin.

Terima kasih karena sudah menyimak artikel ini, idewedding lovers. Jangan lupa mengunjungi artikel lainnya seputar pernikahan di website ini. Salam hangat.

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Inspirasi Baju Bodo untuk Pernikahan

Serba-serbi Malam Mappacci Adat Bugis

Intip Semaraknya Tradisi Pernikahan Adat Betawi

Pernikahan yang Terlarang oleh Suku Batak