Apa Saja Isi dan Makna dari Seserahan Sangjit? – Dalam prosesi Sangjit atau lamaran khas etnis Tionghoa, seserahan yang dibawa memiliki aturan dan makna khusus. Jika ditelisik secara mendalam, isi dan makna dari seserahan Sangjit membawa doa dan pengharapan yang baik bagi kedua mempelai dan keluarga. Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prosesi seserahan dalam sangjit, berikut sedikit pembahasannya untuk idewedding lovers.
Baki Identik dengan Warna Merah dan Ada Aturan Khusus tentang Jumlah
Baki yang dibawa sebagai seserahan umumnya berwarna merah, warna dominan yang biasa digunakan dalam prosesi Sangjit secara keseluruhan. Dalam hal jumlah seserahan yang dibawa oleh pihak pria, ada hal menarik tentang itu. Pertama, baki yang dibawa harus berjumlah genap, meskipun pada umumnya mengambil angka delapan. Namun, tidak boleh membawa dengan jumlah empat, karena menurut tradisi Tionghoa, angka empat merupakan angka yang sial, karena mengandung unsur kematian. Maksimal baki yang dibawa berjumlah dua belas.
Tidak Semua Seserahan Diterima, Lho
Berbeda dengan adat istiadat lain pada umumnya di mana pihak wanita menerima semua bentuk pemberian seserahan, dalam adat Tionghoa, tidak semua seserahan diterima. Barang-barang seserahan tersebut dikembalikan kepada pihak pria yang membawanya. Masyarakat Tionghoa memiliki anggapan apabila pihak wanita menerima seluruh barang seserahan, artinya mereka menyerahkan pengantin wanita sepenuhnya kepada pihak pria dan tidak akan ada lagi hubungan antara mempelai wanita dengan kerabatnya. Namun, bila keluarga pengantin wanita mengembalikan sebagian seserahan, maka pihak keluarga wanita masih dapat turut andil dalam keluarga pengantin tersebut.
Perlengkapan yang Perlu Disiapkan untuk Seserahan Sangjit
Ada jenis perlengkapan khusus yang perlu disiapkan untuk seserahan Sangjit. Perlengkapan tersebut antara lain: baki-baki Sangjit, tempat uang susu, tempat uang kembalian, tempat arak atau sirup, tempat permen, dan lain sebagainya. Namun jangan khawatir, apabila kalian kesulitan untuk mencarinya, biasanya pihak penyelenggara pernikahan sudah memiliki rekanan yang biasa mengurus persiapan Sangjit. Sehingga calon pengantin hanya perlu menyiapkan diri saja, dan tentunya isian bakinya lho, sebelum prosesi lamaran.
Barang-barang yang wajib ada dalam seserahan pernikahan ala Tionghoa adalah sebagai berikut:
Angpau
Angpau yang dibawa dalam rombongan saat prosesi Sangjit terdiri dari dua jenis, yakni uang susu dan uang pesta. Uang susu bukan berarti kegunaannya untuk membeli susu. Namun, uang tersebut adalah pemberian dari keluarga calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Uang tersebut sebagai tanda terima kasih dari pihak pria kepada pihak wanita karena telah merawat dan membesarkan sang calon pengantin dengan baik hingga saat ini. Selain uang susu, ada uang pesta. Uang pesta adalah uang yang diberikan dengan maksud sebagai modal penyelenggaraan pesta pernikahan.
Dalam hal pengembalian uang, ada aturan yang menyatakan bahwa untuk uang susu pihak wanita dapat mengambil sepenuhnya. Namun, untuk uang pesta, sebagian dikembalikan agar kedua belah pihak masih dapat ikut campur dalam urusan pernikahan. Umumnya uang yang diambil adalah sejumlah ekornya saja. Misalkan diberikan uang sejumlah Rp8.800.000,- maka yang diambil pihak wanita adalah sebesar Rp800.000,- dan sisanya dikembalikan.
Pakaian Wanita Lengkap
Pemberian pakaian wanita lengkap dalam prosesi seserahan mengandung makna bahwa segala kebutuhan pakaian dan yang berkaitan dengan sandang, ke depannya akan dipenuhi oleh sang pria. Biasanya pemberian pakaian wanita ini berupa satu stel pakaian, dapat berupa cheongsam atau gaun lainnya. Tidak hanya itu, dalam baki berisi pakaian wanita juga dilengkapi aksesoris seperti ikat pinggang, tas, sepatu, topi, dan lain sebagainya tergantung kemampuan sang pria.
Perhiasan
Pemberian perhiasan memiliki makna sebagai pengikat. Biasanya berupa kalung, cincin, gelang, dan anting. Keberadaan perhiasan tersebut sebenarnya menyesuaikan kemampuan pihak pria dalam memberikannya kepada calon mempelai wanita. Pada saat prosesi Sangjit, terdapat prosesi pemakaian kalung yang dilakukan oleh calon pengantin pria atau ibunya, kepada calon pengantin wanita.
Peralatan Kosmetik
Selain pakaian dan perhiasan, calon pengantin pria juga memberikan satu set peralatan kosmetik kepada pihak wanita. Hal ini dimaksudkan agar sang wanita tetap terlihat cantik kapan pun. Makna pemberian ini juga berarti bahwa pihak pria memiliki tanggung jawab secara keseluruhan terhadap lini kehidupan wanitanya, termasuk urusan kecantikan.
Nampan Berisi Buah-buahan
Buah-buahan menjadi seserahan yang wajib dibawa dalam prosesi Sangjit. Buah-buahan yang dibawa memiliki jumlah yang genap, misalnya berjumlah 8, 18, atau 28. Hal ini sebagai simbol bahwa angka 8 merupakan angka keberuntungan yang diyakini oleh masyarakat Tionghoa. Buah-buahan ini kemudian menjadi salah satu barang yang akan dikembalikan kepada pihak rombongan pria.
Lilin Merah Besar
Dua pasang lilin merah besar bermotif naga atau phoenix menjadi barang yang wajib dibawa selanjutnya. Lilin diyakini dapat menghalau unsur negatif yang akan mengganggu jalannya prosesi pernikahan.
Sepasang Kalengan Kaki Babi
Keluarga Tionghoa menyertakan kaki babi dalam seserahan yang dibawa karena meyakini bahwa menyantap kaki babi dapat mengusir kesialan dan diyakini sebagai sarana untuk membuang sial. Konon tradisi menyantap kaki babi ini muncul dari masyarakat Taiwan yang sampai sekarang dijadikan tradisi turun-temurun. Karena dianggap kesulitan untuk menghadirkan kaki babi sungguhan sebagai barang seserahan, maka dapat diganti dalam bentuk kalengan. Selain kaki babi, juga diberikan kacang polong kalengan atau buah longan. Makanan tersebut identik dengan makanan yang biasa disantap oleh masyarakat Tionghoa.
Kue Mangkok Merah
Keberadaan kue mangkok merah dalam tradisi Tionghoa tidak dapat dilepaskan. Kue mangkok diyakini sebagai kue keberuntungan. Karenanya kehadiran kue tersebut diyakini akan memberi keberuntungan serta keberkahan dalam prosesi pernikahan. Selain itu, menghadirkan aneka kue manis dan permen diyakini akan membuat pernikahan berlangsung manis.
Arak atau Anggur Merah
Keberadaan arak dalam masyarakat Tionghoa diyakini sebagai simbol kebahagiaan. Masyarakat terdahulu bahkan menimbun arak saat istrinya melahirkan agar kelak dapat mempersembahkannya pada momen pernikahan anak tersebut. Namun di masa modern, keberadaan arak yang sulit ditemukan dapat diganti dengan anggur merah atau champagne.
Itulah barang-barang yang wajib dihadirkan dalam bentuk seserahan bagi masyarakat Tionghoa yang melaksanakan prosesi Sangjit. Isi dan makna seserahan sangjit tersebut pada akhirnya menjadi doa bagi pengantin agar diberikan keberkahan dalam pernikahan mereka. Semoga informasi ini bermanfaat bagi idewedding lovers yang sedang menyiapkan pernikahan. Salam hangat.
Leave a Comment