Mengenal Tradisi Tea Pai Ceremony dalam Pernikahan Tionghoa – Baru-baru ini sosialita muda Noi Aswari melangsungkan pernikahan yang memadukan adat Palembang dan Tionghoa. Menikah dengan pria keturunan Tionghoa menjadikan akulturasi budaya yang menarik untuk disimak. Sesaat setelah prosesi akad nikah, keduanya melakukan prosesi Tea Pai Ceremony atau dikenal dengan nama upacara minum teh. Bagaimana prosesi dan tradisi Tea Pai berlangsung dan apa makna yang terkandung dari setiap ritualnya? Simak ulasan berikut ini.
Tea Pai Dimaksudkan untuk Menghormati Keluarga yang Lebih Tua
Upacara minum teh merupakan salah satu tradisi yang dilakukan dalam pernikahan etnis Tionghoa. Prosesi ini dilakukan untuk menghormati orang yang lebih tua. Tidak hanya itu, rupanya Tea Pai Ceremony menyimpan makna yang mendalam bagi calon mempelai yang akan menikah. Upacara minum teh pada hari pernikahan dengan kata lainmenjadi bentuk simbolis penghormatan pasangan pengantin kepada keluarga masing-masing dengan cara melayani atau menyuguhkan secangkir teh kepada orang tua atau anggota keluarga yang lebih tua dan dihormati.
Biasanya Dilakukan Menjelang Prosesi Pernikahan Secara Agama
Tea Pai Ceremony biasanya diselenggarakan menjelang akad nikah atau pemberkatan pernikahan. Namun saat ini biasanya dilaksanakan secara fleksibel, bisa juga diselenggarakan setelah prosesi pernikahan. Upacara ini biasanya dilakukan di kediaman mempelai pria lalu dilanjutkan ke kediaman mempelai wanita. Menurut tradisi, pengantin pria akan menjemput pengantin wanita, dan kembali ke rumah keluarga mempelai pria untuk melaksanakan prosesi Tea Pai bersama keluarga pihak pria terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pergi ke rumah mempelai wanita, dan kembali melaksanakan prosesi Tea Pai di sana. Namun pada umumnya atas alasan kepraktisan, terkadang dilakukan di salah satu ruangan atau hotel.
Siapa Saja yang Disuguhkan Teh dalam Prosesi Tea Pai?
Upacara minum teh ini diikuti oleh keluarga kedua mempelai yang sudah menikah. Keluarga tersebut di antaranya adalah orangtua, kakek dan nenek, paman dan bibi, saudara kandung, bahkan sepupu yang dituakan atau yang sudah pernah menikah. Meskipun mereka sudah bercerai dengan pasangan masing-masing, maka akan tetap mengikuti prosesi ini. Bahkan jika ada yang sakit hingga tidak bisa mengikuti upcara ini, kehadirannya bisa diwakilkan oleh salah satu anggota keluarga lainnya. Namun, apabila ada saudara dekat yang belum menikah, tidak dapat mengikuti prosesi ini.
Peralatan Yang Perlu Disiapkan
Dalam pelaksanaan upacara minum teh, peralatan yang perlu disiapkan antarala lain satu set peralatan teh yang terdiri dari satu buah teko, satu buah nampan, cangkir kecil tanpa pegangan dan alas piring. Tak boleh ketinggalan adalah teh. Umumnya penggunaan teh hijaulah yang paling baik untuk disuguhkan. Selain itu, juga disiapkan dua tempat duduk untuk orangtua yang akan menerima persembahan Tea Pai. Umumnya dekorasi dalam ritual ini bernuansa merah yang menjadi simbol kebahagiaan dalam masyarakat Tionghoa.
source : instagram.com/delavender_decoration
Prosesi Pelaksanaan Tai Pai Ceremony
Pelaksanaan prosesi ini dimulai dengan mempelai mempersilakan keluarga tertua untuk terlebih dahulu duduk pada tempat yang telah disiapkan. Setelah mereka duduk, pengantin memberikan penghormatan dengan cara membungkukkan badan sambil mengepalkan kedua belah tangan di depan sebanyak tiga kali. Bagi orangtua ada perlakukan khusus yakni pasangan pengantin melakukannya dengan berlutut.
Selanjutnya, seseorang yang telah ditunjuk akan memberikan nampan yang berisi dua cangkir kecil berisi teh kepada mempelai wanita, bila keluarga yang dilayani adalah keluarga dari pihak wanita. Kemudian barulah mempelai pria mengambil satu per satu cangkir dari nampan tersebut dan diberikan kepada keluarga. Hal ini berlaku sebaliknya, jika Tea Pai diadakan di rumah keluarga mempelai pria, maka yang memegang nampan adalah pengantin pria dan yang menyuguhkan adalah mempelai wanita. Biasanya pengarah acara atau MC akan memberitahukan status atau hubungan orang yang disuguhkan tersebut, apakah kakek nenek, orangtua, atau paman bibi.
Sepanjang prosesi Tea Pai Ceremony, mempelai pria harus berada pada posisi berdiri di sebelah kanan dan mempelai wanita di sisi sebelah kiri. Orangtua atau tetua harus duduk dan menunggu kedua mempelai berlutut hingga mereka diberikan suguhan teh. Orangtua pun memiliki posisi khusus. Biasanya untuk posisi duduk orangtua dan keluarga, laki-laki di sebelah kiri dan perempuan di sebelah kanan, hal itu sesuai dengan prinsip Tionghoa Nan zuo nu yuo atau dikenal dengan istilah man on the left and woman on the right.
Prosesi Diakiri dengan Pemberian Angpao
Setelah tetua yang dilayani selesai meminum teh yang diberikan, mempelai akan mengambil kembali cangkir itu satu per satu dan diletakkan kembali di atas nampan. Begitulah seterusnya hingga semua anggota keluarga selesai dilayani dengan suguhan teh. Sebagai ucapan terima kasih terhadap pelayanan teh yang diberikan oleh kedua mempelai, biasanya keluarga memberikan hadiah berupa uang di dalam angpao atau dapat pula berupa perhiasan.
Itulah prosesi Tea Pai Ceremony yang dikenal oleh masyarakat Tionghoa. Melestarikan tradisi bagi mereka yang menjalankan prosesi pernikahan memiliki makna sebagai penghormatan kepada leluhur mereka. Karenanya meskipun di era modern saat ini, banyak masyarakat Tionghoa yang masih menjunjung tinggi tradisi ini dan menjalankannya dalam prosesi pernikahan mereka.
Terima kasih kepada idewedding lovers yang telah menyimak artikel ini. Jangan lupa mengunjungi ulasan menarik lainnya seputar pernikahan di website ini.
Leave a Comment