Perencanaan Keuangan Setelah Menikah – Pernikahan merupakan perjalanan seumur hidup bagi pasangan. Karenanya, membicarakan hal-hal yang penting sebelum pernikahan harus dilakukan oleh pasangan, untuk menghindari konflik yang tidak diinginkan di kemudian hari. Merencanakan keuangan setelah menikah menjadi topik penting yang harus dibahas sebelum pasangan melangkah ke jenjang pernikahan. Permasalahan yang berhubungan dengan uang menjadi cukup krusial dan menimbulkan potensi konflik yang besar di kemudian hari. Karenanya, pasangan perlu mengenali bentuk-bentuk pengelolaan keuangan yang bisa dipilih dalam rumah tangga kalian. Berikut adalah ulasannya.
Keuangan Satu Pintu dengan Menggabungkan Seluruh Penghasilan
Memercayakan keuangan pada satu pintu adalah yang umum dilakukan oleh pasangan suami istri. Biasanya istri yang akan mengelola keuangan rumah tangga. Pengelolaan keuangan seperti ini berarti menggabungkan pendapatan suami dan istri untuk kemudian dikelola oleh salah satu pasangan. Jadi untuk urusan membayar listrik, air, kebutuhan sehar-hari, menabung, dan lain sebagainya dikelola oleh istri.
Keuntungan bagi pasangan untuk memilih tipe ini adalah sumber keuangan menjadi kuat karena ditopang sepenuhnya oleh dua pintu dan dikelola oleh salah satu pihak. Kebutuhan bersama akan mudah terealisasi dikarenakan adanya tujuan bersama, misalnya untuk memiliki rumah atau mengganti kendaraan pribadi.
Pengelolaan tipe ini harus membutuhkan keterbukaaan tentang keuangan dan adanya kesepakatan. Misalnya, berapa jatah uang yang dipegang oleh suami, berapa jatah belanja istri di luar kebutuhan harian, dan dikemanakan sisa uang jatah bulanan. Jika tidak ada kesepakatan dan keterbukaan, dikhawatirkan ke depannya akan timbul pertengkaran karena tidak adanya transparansi keuangan. Apalagi, pengelolaan seperti ini bisa menimbulkan ketidakadilan jika pengeluaran pribadi tidak sesuai dengan masing-masing kontribusi penghasilan.
Keuangan Dipegang Suami
Tipe perencanaan keuangan setelah menikah seperti ini umumnya dipilih apabila istri tidak bekerja. Biasanya, suami memberikan bekal kartu atau uang untuk kebutuhan utama rumah tangga misalnya belaja kebutuhan sehari-hari. Namun, untuk urusan membayar kartu kredit atau cicilan-cicilan, sepenuhnya dikelola oleh suami. Sehingga, apabila ada hal-hal mendesak atau kebutuhan di luar belanja utama, istri harus meminta kepada suami. Tipe perencanaan keuangan seperti ini cocok bagi istri yang tidak mau ribet dan jika kepercayaan kedua pasangan sudah tumbuh dengan baik. Karena, apabila tidak memiliki rasa saling percaya yang tinggi, potensi konflik pada pengelolaan ini akan tumbuh lebih besar, mengingat sang istri tidak tahu-menahu berapa pemasukan yang dimiliki suami. Karenanya, keterbukaan perlu diberikan oleh kedua belah pihak agar pengelolaan keuangan seperti ini dapat berjalan dengan lancar dan maksimal.
Keuangan Dipegang Masing-masing
Dalam tipe perencanaan keuangan seperti ini, artinya masing-masing pemasukan antara suami dan istri tetap dipegang sendiri-sendiri. Dalam hal pembayaran kebutuhan harian, pengeluarannya dibagi sesuai dengan kesepakatan. Misalnya suami bertugas membayar cicilan rumah, uang listrik, air, dan kebutuhan lainnya. Sementara keuangan istri hanya berfokus pada belanja dapur harian. Hal ini bisa disesuaikan dengan pendapatan masing-masing dan disepakati porsi pengeluaran masing-masing.
Namun, dengan mengelola keuangan seperti ini, bisa jadi akan menimbulkan permasalahan apabila pasangan tidak saling terbuka mengenai pemasukan masing-masing. Bisa jadi suami mendapatkan bonus tambahan dengan nominal yang besar tetapi istri tidak tahu-menahu tentang itu, karena keuangan rumah tangga yang sifatnya individu. Selain itu, apabila terjadi pengurangan pemasukan di antara salah satu pihak, maka akan berpotensi menghancurkan keteraturan keuangan yang selama ini dimiliki oleh rumah tangga tersebut.
Keuangan Tipe Campuran
Ini adalah tipe pengengah di antara dua tipe perencanaan keuangan sebelumnya. Jadi, masing-masing pasangan tetap memegang keuangan masing-masing, tetapi memiliki rekening atau kesepakatan tentang pemasukan yang dikelola bersama-sama. Misalnya, suami memberikan 80 persen penghasilannya dan istri memberikan 60 persen dari pemasukannya. Atau, besaran pemasukan disepakati sama besar. Kemudian, pengelolaan uang tersebut dilakukan berdua dengan pasangan, misalnya untuk alokasi belanja harian, membayar cicilan, dan lain sebagainya.
Keuangan Rumah Tangga yang Sesuai dengan Syariat Islam
Dalam aturan Islam tenang tanggung jawab keluarga, suami adalah pencari nafkah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan istri. Karenanya, penghasilan yang dimiliki suami harus mencakup seluruh kebutuhan pokok tersebut dan itu menjadi sebuah kewajiban suami. Namun, istri diperbolehkan membantu keuangan rumah tangga dengan bekerja, apabila suami ridha dengan hal tersebut. Yang perlu digarisbawahi adalah, bahwa penghasilan istri sepenuhnya menjadi hak istri. Suami tidak boleh meminta hak dari uang yang dihasilkan oleh istrinya tersebut. Adapun pengeluaran yang diberikan oleh istri untuk keperluan rumah tangga, maka itu dihitung sebagai sedekah.
Keuangan rumah tangga seperti ini sangat populer digunakan oleh pasangan yang menikah. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan apabila memilik pengelolaan keuangan seperti itu. Pertama, istri harus mengalokasikan budget khusus agar suami dapat mempunyai privasi untuk berbelanja kebuhtuhan pribadi atau untuk bersosialisasi dengan temannya. Memberikan alokasi khusus tersebut menjadikan istri memahami kebutuhan pribadi suami dan akan berpengaruh terhadap keharmonisan hubungan. Kedua, istri harus pandai mengelola keuangan. Apabila istri terlalu boros atau tidak bisa menghemat pengeluaran, maka dikhawatirkan akan berpengaruh pada kesehatan keuangan rumah tangga.
Sebenarnya, pemilihan perencanaan keuangan setelah menikah yang manapun sama baiknya dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karenanya, dalam memilih perencanaan keuanganmu nantinya, perlu diperhatikan karakteristik pasangan untuk menentukan mana yang lebih tepat. Apalagi tidak semua orang harus memiliki pandangan yang sama tentang perencanaan keuangan. Dibutuhkan diskusi terhadap pasangan untuk menentukan keuangan mana yang paling tepat untuk rumah tangga kalian nantinya.
Terima kasih sudah menyimak artikel ini, idewedding lovers. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi kalian. Jangan lupa menyimak artikel seputar pernikahan lainnya di website ini. Salam hangat.
Leave a Comment