Serba-serbi Malam Mappacci Adat Bugis

Serba-serbi Malam Mappacci Adat Bugis – Indonesia memiliki keragaman suku dengan kekhasannya masing-masing yang menarik untuk dibahas. Terkait dengan upacara pernikahan, suku Bugis mempunyai tradisi yang dikenal dengan nama Malam Mappacci. Tradisi ini merupakan rangkaian dari prosesi pernikahan adat Bugis, yang dilakukan pada malam sebelum pelaksanaan ijab qabul bagi pasangan pengantin. Mirip seperti Malam Bainai, salah satu prosesi dalam acara Malam Mappacci adalah menggunakan pacar atau inai di jari calon pengantin. Namun, apa saja yang menjadi kekhasan dari Malam Mappacci? Berikut ulasannya:

source : instagram.com/putriretnooputra

Malam Mappacci Memiliki Makna Filosofis yang Dalam

Mappacci merupakan upacara adat perkawinan yang turun-temurun dilakukan oleh suku Bugis dengan tujuan untuk membersihkan atau menyucikan mempelai dari hal-hal yang buruk, dengan keyakinan bahwa tujuan yang baik harus didasari oleh niat dan upaya yang baik pula. Upacara mappacci atau Mappaccing memiliki asal kata dari “paccing” yang berarti bersih. Prosesi ini bertujuan untuk membersihkan diri sang calon pengantin dari semua hal yang mungkin akan muncul sebagai hambatan dalam pelaksanaan pernikahan. Mappacci juga bisa diartikan dari kata pacci yang artinya adalah daun pacar. Karenanya, dalam prosesi ini, calon pengantin akan dipasangkan pacar di tangannya.

source : instagram.com/bugis.wedding

Bukan Hanya Acara untuk Calon Pengantin Perempuan Saja

Tradisi Mappacci tidak hanya berlaku untuk calon pengantin perempuan saja, lho. Calon pengantin laki-laki suku Bugis atau mereka yang memiliki keturunan Bugis juga menggelar upacara ini sehari sebelum pernikahan mereka. Calon pengantin di kediaman mereka masing-masing akan didampingi oleh orangtua mereka dalam melaksanakan prosesi ini.

source : instagram.com/riaariyani_rheey

Baju yang Dikenakan saat Mappacci

Calon pengantin perempuan mengenakan baju adat Bugis yang dikenal sebagai baju bodo dengan sarung lipa yang terbuat dari kain penuh benang emas atau perak. Namun, dalam prosesi ini calon pengantin perempuan tidak memakai perhiasan lengkap. Sementara calon mempelai laki-laki mengenakan jas dengan sarung sutera serta songko pamiring atau peci penutup kepala khas Bugis yang dianyam dengan benang emas.

source : instagram.com/alfysaga

Perlengkapan Mappacci

Ada beberapa perlengkapan dalam melakukan adat Mappacci yang harus disediakan saat melakukan prosesi ini, di antaranya adalah lilin, beras yang digoreng kering, bantal, tujuh lembar sarung, daun pisang, daun nangka, gula merah dan kelapa dan tempat daun pacci (daun inai). Perlengkapan tersebut tentu memiliki makna filosofisnya tersendiri di antaranya adalah:

  • Lilin yang menyala menjadi simbol penerangan yang akan menerangi kehidupan pernikahan kedua mempelai.
  • Beras merupakan perlambang agar pasangan pengantin mudah rezekinya dan mapan rumah tangganya.
  • Bantal yang diletakkan di depan calon pengantin melambangkan penghormatan atau martabat.
  • Sarung berlapis tujuh dipakai sebagai penutup tubuh untuk menjaga harga diri sebagai manusia.
  • Daun pisang  yang melambangkan kehidupan berkesinambungan, karena pisang mempunyai siklus hidup di mana daun muda akan muncul sebelum daun tua kering atau jatuh.
  • Daun nangka atau disebut juga daun panasa mengandung arti cita-cita luhur.
  • Daun pacci menyimpan arti kesatuan jiwa atau kerukunan hidup dalam berumah tangga.

source : instagram.com/galaxycrewmks

Dimulai dengan Khatamul Al-Qur’an

Sebelum memulai menghias tangan calon mempelai dengan daun pacar atau daun pacci, prosesi ini didahului dengan mappanré temme atau khatamul Al-Qur’an dan barazanji. Barzanji sendiri merupakan  ritual yang dilakukan masyarakat Suku Bugis sebelum mengerjakan aktivitas tertentu yang dianggap sakral, seperti kegiatan pernikahan.

Prosesi Utama Mappacci

Calon mempelai duduk di pelaminan khusus untuk penyelenggaraan Mappacci, atau di atas tempat tidur dengan mengahadap tujuh lapis sarung sutera yang telah diletakkan beberapa helai daun nangka di atasnya. Kemudian mempelai meletakkan kedua tangan di atas lapisan sarung tersebut dengan  posisi telapak tangan berada di atas secara terbuka dan siap untuk diberi pacci. Kemudian peletakkan daun pacar dilakukan oleh anrong bunting atau juru rias pengantin, atau orang-orang yang punya kedudukan sosial yang baik serta punya kehidupan rumah tangga. Hal ini dimaksud agar calon mempelai kelak dikemudian hari dapat menjalani hidup bahagia seperti mereka yang meletakkan pacci di tangannya. Lalu prosesi ini diikuti oleh kerabat lain.

source : instagram.com/akbar.story

Proses memberi pacci kepada calon mempelai yaitu dengan mengambil sedikit daun pacci yang telah dihaluskan lalu dibentuk bulatan yang kemudian diletakkan di atas daun. Kemudian pemberi pacci meletakkan bulatan tersebut ke tangan calon mempelai. Pertama ke telapak tangan kanan, kemudian telapak tangan kiri, disertai dengan doa semoga calon mempelai dapat hidup dengan bahagia.

source : instagram.com/frameline_

Menjunjung tradisi dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun perlu dilakukan oleh pengantin generasi sekarang. Apalagi tradisi tersebut menyimpan makna filosofis yang dalam dan mengandung doa-doa kebaikan bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan. Tradisi malam Mappacci dalam adat Bugis memberikan gambaran tentang doa dan pengharapan dari keluarga dan tetua agar kehidupan pengantin selalu diiringi keberkahan, serta dalam rangka menyucikan diri sebelum melangkah ke gerbang kehidupan baru.

source : instagram.com/bugis.wedding

Terima kasih karena telah menyimak artikel ini, idewedding lovers. Semoga kalian dapat terinspirasi dan memiliki gambaran tentang prosesi pernikahan malam Mappacci. Jangan lupa untuk mengunjungi artikel lainnya seputar pernikahan di website idewedding.com. Salam hangat.

More Reading

Post navigation

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 Mitos Pernikahan Menurut Weton Adat Jawa

Tradisi Pernikahan Adat Batak yang Menginspirasi

Apa Saja Isi dan Makna dari Seserahan Sangjit?

Prosesi Pernikahan Adat Bali 2024